Statistik

Pencarian

RSS
Post Icon

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT DALAM PENCAK SILAT PADA MAHASISWA PUTRA UKM MERPATI PUTIH UNS TAHUN 2013

OLEH:
ERVAN FAJAR HENU R
K5609034

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Hubungan antara waktu reaksi dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013. (2) Hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013. (3) Hubungan antara keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013. (4) Hubungan antara waktu reaksi dan daya ledak otot tungkai dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi korelasional. Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013 berjumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tes dan pengukuran. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment dan analisis regresi tiga prediktor dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) ada hubungan yang signifikan antara waktu reaksi dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013. (Nilai rhitung = 0, 47 > rtabel 5% = 0, 44). (2) ada hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013. (Nilai rhitung = 0, 69 > rtabel 5% = 0, 44). (3) ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013. (Nilai rhitung = 0, 64 > rtabel 5% = 0, 44). (4) ada hubungan yang signifikan antara waktu reaksi dan daya ledak otot tungkai dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013. (Nilai rhitung = 8, 31 > rtabel 5% = 3, 24).
Kata Kunci : Waktu reaksi, Daya ledak otot tungkai, Keseimbangan, Kecepatan tendangan sabit
PENDAHULUAN
Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani atau kegiatan fisik yang berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian pelakunya. Selain itu olahraga merupakan usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan jasmani dan rohani bagi mereka yang melakukannya. Oleh karena itu, olahraga dapat meningkatkan fisik dan mental manusia yang tangguh, cerdas, kuat, disiplin, sportif dan bertanggung jawab. Perkembangan bidang olahraga begitu penting dalam setiap langkah kehidupan manusia baik olahraga itu dipandang dari segi pendidikan (pedagogis), segi kejiwaan (psykologis) dan segi fisik (psikologis) (Arma Abdullah Dan Agus Munadji : 15). Ketiga unsur di atas merupakan unsur yang perlu dikembangkan demi peningkatan kesehatan jasmani dan rohani.
Dalam upaya peningkatan prestasi perlu terus dikembangkan dan dilaksanakan pembinaan olahraga sedini mungkin melalui pencarian dan pemantauan bakat secara efektif dan efisien serta peningkatan kualitas organisasi keolahragaan baik di tingkat pusat maupun daerah. Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam suatu cabang olahraga pada dasarnya bersifat khusus artinya dengan pola gerak cabang olahraga dan system energi sehingga menunjang kemampuan cabang olahraga tersebut. Salah satu diantaranya cabang olahraga beladiri, yaitu pencak silat.
Di kota Surakarta telah berkembang beberapa perguruan pencaksilat salah satu diantaranya adalah peguruan pencaksilat beladiri tangan kosong (betako) Merpati Putih. Perguruan ini didirikan pada tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta – Indonesia, kemudian ilmu ini disebarluaskan kepada masyarakat demi kepentingan bangsa. Selain diperkenalkan kepada masyarakat, ilmu beladiri ini juga diperkenalkan dan diajarkan secara khusus kepada pihak militer di Yogyakarta. Pada 1976, PPS-Betako Merpati Putih mendapat kehormatan untuk melatih Pasukan Pengawal Presiden dan Koppassandha (sekarang kita kenal dengan nama KOPASSUS) di Jakarta (Sarwono, 2009). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada perguruan Merpati Putih cabang Surakarta, ada 2 kolat (kelompok latihan) perguruan Merpati Putih yang tersebar di perguruan tinggi di kota Surakarta. Diantaranya: (1) Universitas Sebelas Maret Surakarta dan (2) Universitas Sahid Surakarta.
Dalam rangka menciptakan penguasaan teknik tendangan secara sempurna, dan berlanjut pada peningkatan prestasi seorang pesilat untuk mencapai prestasi maksimal, serta memberlakukan sistem pembinaan dengan pendekatan konsep ilmiah dalam mengembangkan kemampuan teknik menendang pada para pesilat perguran Merpati Putih di UNS Surakarta maka perlu diadakan suatu penelitian pada perguruan Merpati Putih di UNS Surakarta.Seorang pesilat selain harus memiliki kemampuan fisik yang baik juga harus memiliki kemampuan teknik dasar yang baik pula. Teknik dasar yang dimaksud adalah teknik dasar tendangan, pukulan, hindaran dan tangkisan. 
Mencapai prestasi optimal maka teknik-teknik dasar tersebut harus dapat dilakukan dengan gerakan yang kuat, cepat, tepat dan terkoordinasi. Teknik yang paling sering digunakan dalam pencak silat adalah tendangan apabila dibandingkan dengan teknik lainnya seperti pukulan. Serangan yang sah dengan menggunakan tendangan lebih tinggi nilainya dan teknik tendangan pencak silat merupakan teknik yang lebih mampu dan efisien untuk mendapat poin, sebab sasaran yang diharapkan lebih terfokus dibandingkan dengan serangan yang menggunakan pukulan sehingga teknik tendangan sangat penting dikuasai para pesilat. Objek kajian dalam penelitian ini adalah tendangan sabit. Tendangan mendapatkan posisi istimewa dalam pencaksilat. Teknik tendangan sabit dalam olahraga pencak silat menggunakan punggung kaki. Sasaran untuk tendangan sabit tertuju pada daerah sasaran tubuh bagian depan yaitu dada dan perut. Untuk mencapai hasil yang baik dalam melakukan tendangan sabit, diperlukan waktu reaksi dan daya ledak otot tungkai sehingga mampu mengenai sasaran dengan tepat dalam kondisi apa pun.
Untuk itu komponen kondisi fisik yang prima sangat dibutuhkan dalam olahraga khususnya dicabang pencaksilat. Dengan kemampuan kondisi fisik yang baik akan mendukung penguasaan teknik tendangan sabit. Keterlibatan komponen kondisi fisik dalam pencaksilat harus dikerahkan berdasarkan gerakan tendangan sabit pada teknik yang tepat.
Berdasarkan pada gerakan tendangan sabit, gerakan dalam tendangan sabit melibatkan beberapa bagian tubuh yang harus dilakukan dengan baik dan harmonis. Pada saat gerakan mengangkat lutut untuk melakukan tendangan, bagian tungkai sangat berperan penting untuk membantu gerakan tungkai. Pada saat mengangkat lutut dan tungkai menekuk menyamping dan meluruskan tungkai, maka daya ledak otot tungkai sangat membantu gerakan tersebut. Keterlibatan power otot tungkai terutama pada saat kaki diluruskan untuk membuat tungkai menendang dan mengenai sasaran (bagian depan tubuh). Reaksi agar tendangan mengenai sasaran sangat penting. Reaksi yang dibutuhkan saat melakukan tendangan yaitu kapan waktu yang tepat untuk mengenai sasaran (bagian depan tubuh). Sedangkan keseimbangan dibutuhkan untuk membantu daya ledak otot tungkai dan waktu reaksi agar berjalan seperti yang diharapkan dan gerakan menjadi sempurna dengan memperoleh kesalahan sekecil mungkin.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pokok permasalahan (1) waktu reaksi (2) daya ledak otot tungkai dan (3) keseimbangan. Ketiga komponen kondisi fisik tersebut terlibat dalam teknik dasar pencaksilat yaitu, reaksi dibutuhkan saat akan melakukan tendangan sabit, daya ledak otot tungkai dibutuhkan saat melakukan tendangan sabit agar mengenai sasaran, dan keseimbangan dibutuhkan untuk membantu waktu reaksi dan daya ledak otot tungkai berjalan dengan yang diharapkan. Dari ketiga komponen kondisi fisik tersebut diduga memiliki hubungan dengan kecepatan tendangan sabit, namun hal ini belum dibuktikan kebenarannya. Karena selain kedua komponen kondisi fisik tersebut masih ada faktor lain yang dapat mendukung pencapaian prestasi pencaksilat seperti: kekuatan, keseimbangan, kelincahan, penguasaan teknik, mental, dan lain sebagainya. Apakah benar mahasiswa yang memiliki waktu reaksi, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangannya yang baik, kecepatan tendangan sabitnya cepat. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan melakukan tes dan pengukuran waktu reaksi, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit.
Tes Dan Pengukuran Waktu Reaksi, Daya Ledak Otot Tungkai, Dan Keseimbangan Dengan Kecepatan Tendangan Sabit Pada Mahasiswa Putra UKM Merpati Putih UNS Tahun 2013. Dari pelaksanaan latihan tendangan sabit di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Merpati Putih UNS Tahun 2013, telah diajarkan teknik-teknik pencaksilat yang meliputi: pukulan, tangkisan hindaran, tendangan, dan jatuhan. Dari latihan yang telah dijalani, ternyata kecepatan tendangan sabit kurang cepat. Kecepatan tendangan sabit yang kurang tersebut belum diketahui faktor penyebabnya, apakah karena kondisi fisiknya, khususnya waktu reaksi, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan ataukah disebabkan oleh faktor lain. Kondisi yang demikian menyebabkan mahasiswa dari UKM Merpati Putih UNS tidak pernah lolos dalam seleksi antar Mahasiswa di UNS.
Selain permasalahan tersebut di UKM Merpati Putih UNS perlu dilakukan tes dan pengukuran kemampuan kondisi fisik dengan kecepatan tendangan sabit. Belum diketahuinya kemampuan kondisi fisik khususnya waktu reaksi, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan tersebut menarik untuk diteliti, apakah waktu reaksi, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan memiliki hubungan dengan kecepatan tendangan sabit. Untuk mengetahui ada tidaknya “Hubungan Antara Waktu Reaksi, Daya Ledak Otot Tungkai, Dan Keseimbangan Dengan Kecepatan Tendangan Sabit Dalam Pencak Silat Pada Mahasiswa Putra UKM Merpati Putih UNS Tahun 2013”.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan mengarah pada pemikiran adanya berbagai permasalahan. Dari berbagai masalah yang muncul dapat diidentifikasikan, sebagai berikut: (1) Adakah hubungan antara waktu reaksi dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013 (2) Adakah hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013 (3) Adakah hubungan antara keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013 (4) Adakah hubungan antara waktu reaksi, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013.
KAJIAN TEORI
Pencak Silat Pencak silat lahir dari unsur-unsur kebudayaan masyarakat bangsa Indonesia. Pencak silat terdiri dari dua suku kata yaitu pencak dan silat. Pencak berarti gerak dasar yang digunakan dalam belajar atau latihan bela diri ataupun pertunjukan yang terikat pada peraturan. Sedangkan, silat berarti gerak bela diri yang sempurna yang bersumber pada kerohanian yang suci guna keselamatan diri atau terhindar dari bahaya/bencana.
Pencak silat dapat didefinisikan bahwa “pencak silat adalah budaya manusia Indonesia untuk membela atau mempertahankan eksistensi (kemandirian) terhadap lingkungan hidup guna peningkatan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa”(IPSI bersama BAKIN, 1990: 15). Pencak silat merupakan hasil karya manusia Indonesia dan menjadi salah satu seni budaya daerah-daerah di seluruh pelosok tanah air. Pada beberapa daerah seni bela diri ini sangat populer dan sering digunakan dalam berbagai acara pertunjukan baik olahraga maupun acara-acara kesenian.
Ditinjau dari segi seni gerak, pencak silat mempunyai keselarasan dan keseimbangan antara irama, rasa dan raga dalam proses geraknya. Dengan adanya keserasian antara irama, penyajian teknik dan penghayatannya dalam melakukan gerakan pencak silat sehingga mempunyai unsur seni tersendiri bagi yang melakukannya maupun yang melihatnya. Setiap daerah di Indonesia mengenal dan mempunyai seni bela diri pencak silat meskipun berbeda-beda aliran tetapi tujuannya sama yaitu untuk keselamatan diri. Kadang pula pencak sila dilakukan sama sekali tidak mirip dengan olahraga yang mengandung kekerasan tetapi hanya mengandung unsur seni dalam bentuk seni tari. Tetapi setiap orang yang melakukannya dapat memperagakan gerakan pencak silat sebagai gerak bela diri yang efisien dan efektif yang bertujuan untuk menjamin keamanan pribadi. Setiap gerakan seni bela diri pencak silat akan terlihat bentuk-bentuk serangan, tangkisan, maupun hindaran yang terjalin sedemikian rupa sehingga kelihatan sehingga tercipta keselarasan gerakan yang indah.
Sejak dahulu pencak silat digunakan sebagai pembelaan diri untuk menghindarkan segala ancaman dan menyelamatkan diri, keluarga, masyarakat serta bangsa dari segala malapetaka dalam kehidupan manusia untuk mempertahankan keadaan aman, nyaman, sejahtera dan damai. Pencak silat tidak membenarkan untuk menyerang lebih dahulu bahkan harus sedapat mungkin menghindari kontak fisik.
Pencak silat di Indonesia mempergunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan, dari kuku pada ujung jari kaki atau tangan sampai pada rambut (terutama perempuan) untuk membela diri. Pencak silat tidak memerlukan senjata tertentu, benda apapun yang dapat dijadikan senjata (kayu, batu, pasir, payung, sapu tangan, tas, tusuk konde, sandal, selendang dan sebagainya. Selain itu pencak silat juga harus memiliki Sikap tenang, lembut (rileks) dan waspada. Mempergunakan kelincahan, kelentukan, kecepatan, Timing dan sasaran yang tepat, disertai gerakan refleks untuk mengatasi lawan, bukan mengandalkan kekuatan tenaga. Mempergunakan prinsip pemindahan titik berat badan. Memanfaatkan setiap serangan dan tenaga lawan sehingga mengeluarkan tenaga sedikit mungkin (ekonomis).
Yang paling penting dari pencak silat yaitu: bersifat halus, lentuk dan lemas, kekerasan sesaat, tidak membutuhkan ruangan yang luas. Gerakan tangan halus dan selaras gerakan tangan dapat terbuka dan memancing lawan, langkah ringan ke segala penjuru, tidak banyak bersuara, pernafasan wajar, banyak permainan rendah dan tendangan sedang-sedang.
Waktu Reaksi
Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan untuk memberikan respon terhadap stimulus, yaitu jarak antara mulai diberikannya stimulus sampai terjadinya permulaan respon. Contoh : pada pelari sprint, jarak waktu antara letusan pistol pada saat start hingga pergerakan awal si pelari disebut waktu reaksi. Menurut Bompa, waktu reaksi adalah jarak waktu antara pemberian stimulus kepada seseorang sampai terjadinya reaksi otot pertama kali atau terjadinya gerakan yang pertama kali. Waktu reaksi mempunyai 5 komponen menurut Zatzyorski (1980) yaitu : (1) Munculnya stimulus pada tingat reseptor yaitu suatu struktur khusus yang sangat peka terhadap jenis-jenis rangsang tertentu (2) Perambatan (propagation) stimulus ke susunan saraf pusat (3) Pengiriman stimulus melalui jalur saraf dan produksi sinyal efektor yang bergerak memberi reaksi terhadap impuls yang tiba melewati neuron efferent yakni yang membawa impuls dari susunan saraf pusat (4) Pengiriman sinyal oleh susunan saraf pusat ke otot (5) Perangsangan/stimulus otot untuk melakukan kerja mekanis. Waktu reaksi harus dibedakan dengan waktu refleks.
Waktu reaksi dapat dilatih hingga terjadi otomasi, sedangkan waktu refleks tidak. Waktu reaksi adalah respon terhadap tanda yang disadari sedangkan waktu reflex adalah reaksi terhadap respon yang tidak disadari terhadap stimulus.
Daya Ledak Otot Tungkai
Untuk melakukan teknik dasar tendangan dalam olahraga pencak silat, otot-otot yang bekerja adalah otot tungkai, sehingga daya ledak otot tungkai mutlak diperlukan untuk menunjang kelincahan tendangan dalam olahraga pencak silat. “Daya ledak adalah suatu kemampuan seorang atlet untuk mengatasi suatu hambatan dengan kecepatan kontraksi yang tinggi. Daya ledak ini diperlukan di beberapa gerakan asiklis, misalnya pada atlet seperti melempar, tendangan tinggi atau tendangan jauh (Rossy menurut Harre,1982:16). Lebih lanjut dikatakan bahwa daya ledak adalah kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi tinggi ( Rossy menurut Harre).
Daya ledak otot merupakan komponen kondisi fisik yang sangat penting guna menunjang komponen kondisi fisik lainnya. Kekuatan yang dibutuhkan untuk suatu cabang olahraga tidak sama dengan cabang olahraga lainnya. Misalnya kebutuhan daya ledak untuk melakukan tendangan dalam olahraga pencak silat berbeda dengan kebutuhan daya ledak untuk melakukan pukulan. Pentingnya daya ledak untuk menunjang kemampuan olahraga termasuk kelincahan tendangan dalam olahraga pencak silat adalah: Pertama, oleh karena daya ledak merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Kedua, oleh karena daya ledak memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cedera. Ketiga, oleh karena dengan daya ledak, atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi (Harsono, 1988:177). 
Otot yang kuat akan membuat kerja otot dalam melakukan aktivitas olahraga lebih efisien. Otot-otot yang tidak terlatih akan menjadi lemah dan dapat menyebabkan serabutnya mengecil (atropi), kalau dibiarkan dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan kelumpuhan otot. Otot yang kuat akan dapat melakukan kerja fisik sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot, seperti dalam hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu (misalnya tergelincir dan lain-lain) M Sajoto (1995: 9). Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak (http://dhaenkpedro.wordpress.com/keseimbangan-balance). Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi keseimbangan maupun dalam keadaan statis dan dinamis, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal (http://dhaenkpedro.wordpress.com/keseimbangan-balance).
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.
Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang untuk mempertahankan posisi tubuh dan organ-organ syaraf otot dalam keadaan tertentu pada saat berakivitas.
Kecepatan
Salah satu elemen kondisi fisik yang sangat penting adalah kecepatan. Secara fisiologis menurut Jonath dan Krempel dalam Harsono (1988: 205), kecepatan dapat diartikan sebagai : “Kemampuan yang berdasarkan kelentukan (fleksibilitas), proses sistem persyarafan dan alat-alat otot untuk melakukan gerakan-gerakan dalam satu satuan waktu tertentu.” Sedangkan secara fisikal menurut Syafruddin (1992: 54) bahwa kecepatan dapat diartikan sebagai : Jarak dibagi waktu, dan hasil dari pengaruh kekuatan terhadap tubuh yang bergerak dimana kekuatan dapat mempercepat gerakan tubuh. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dengan waktu yang cepat. Untuk mengukur kecepatan seseorang bisa digunakan tes lari cepat 30 meter (Maksum, 2007 : 22).
Pada dasarnya kecepatan itu dibedakan atas kecepatan reaksi dan kecepatan aksi (gerakan). Kecepatan reaksi adalah kemampuan untuk menjawab rangsangan akustik, optik dan rangsangan taktil secrara cepat. Rangsangan akustik maksudnya adalah rangsangan melalui pendengaran, sementara rangsangan optik dimaksudkan adalah rangsangan yang diberikan melalui penglihatan, misalnya seorang atlet beraksi atau bergerak dengan memperhatikan gerakan tangan pelatihnya atau gerakan lawan, sedangkan rangsangan taktil adalah rangsangan yang diberikan melalui kulit, misalnya dengan sentuhan pada kulit. Kecepatan aksi (gerakan) diartikan sebagai kemampuan dimana dengan bantuan kelentukan sistem saraf pusat dan alat-alat otot dapat melakukan gerakan-gerakan dalam satuan waktu minimal. Kecepatan ini biasanya terjadi dalam bentuk kecepatan gerak maju dan kecepatan gerakan bagian-bagian tubuh. Menurut Johnson dan Nelson dalam Nurhasan (2000 : 128) studi tentang kecepatan gerakan dan kecepatan reaksi amat kompleks dari yang diduga. Kecepatan gerak bukan saja kecepatan orang berlari. Kecepatan berkenaan pula misalnya kecepatan pegulat mengunci lawan, kecepatan jab seorang petinju. Karena itu kecepatan gerakan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuhnya atau bagian-bagian tubuhnya melakukan satu ruang gerak tertentu.
Dari uraian-uraian tersebut di atas, semua jenis baik kecepatan aksi maupun kecepatan reaksi sangatlah dibutuhkan oleh seorang pesilat, terlebih dalam menendang. Seperti contoh kecepatan aksi, rangsangan optik seorang pesilat dapat menendang dengan cepat karena ada rangsangan yang diberikan melalui penglihatan, misalnya pada waktu bertanding, seorang pesilat dengan sendirinya melihat gerakan lawan sehingga membuka peluang bagi pesilat tersebut secara cepat mengambil keputusan untuk melakukan aksi selanjutnya.
Pembahasan Hubungan Antara Waktu Reaksi Dengan Kecepatan Tendangan Sabit Dalam Pencak Silat
Hipotesis pertama diterima; ada hubungan yang signifikan antara waktu reaksi dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Hasil analisis regresi dan koefisien korelasi product moment (r) data waktu reaksi dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat, diperoleh koefisien regresi sebagai penentu hubungan linier antara waktu reaksi dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat dan setelah diuji signifikansi dengan uji-F ternyata diperoleh nilai F observasi lebih besar daripada nilai F tabel pada taraf signifikan 5% = 0,05. Nilai r observasi yang menentukan keeratan hubungan antara panjang tungkai dengan kelincahan tendangan dalam olahraga pencak silat lebih besar dari pada nilai r tabel pada taraf signifikan 5% = 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis pertama yang diajukan diterima pada taraf signifikan 5% = 0,05. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa waktu reaksi yang dimiliki seseorang dapat membantu meningkatkan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Waktu reaksi dapat memberikan kontribusi positif terhadap kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat atau semakin baik waktu reaksi seseorang maka akan semakin baik pula dalam kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Pesilat yang mempunyai waktu reaksi yang lebih baik, akan lebih baik dalam merespon untuk menendang pada sasaran (lawan) dalam olahraga pencak silat.
Pembahasan Hubungan Antara Daya Ledak Otot Tungkai Dengan Kecepatan Tendangan Sabit Dalam Pencak Silat
Hipotesis kedua diterima; ada hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Hasil analisis regresi dan koefisien korelasi product moment (r) data daya ledak otot tungkai dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat, diperoleh koefisien regresi sebagai penentu hubungan linier antara daya ledak otot tungkai dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat dan setelah diuji signifikansi dengan uji-F ternyata diperoleh nilai F observasi lebih besar daripada nilai F tabel pada taraf signifikan 5% = 0,05. Nilai r observasi yang menentukan keeratan hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat lebih besar daripada nilai r tabel pada taraf signifikan 5% = 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis kedua yang diajukan diterima pada taraf signifikan 5% = 0,05. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa daya ledak otot tungkai dapat menentukan tingkat kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Daya ledak otot tungkai dapat memberikan kontribusi positif terhadap kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Untuk mencapai tingkat kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat, pesilat dituntut untuk mampu mengerahkan kekuatan dan kecepatan otot-otot tungkai dengan kontraksi maksimal. Daya ledak otot tungkai dapat dimanfaatkan untuk menunjang daya gerak otot-otot yang berkontraksi dan persendian yang bekerja pada saat melakukan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Apabila otot-otot tungkai cukup kuat, akan menunjang efektifitas gerakan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Untuk melakukan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat dibutuhkan daya ledak gerakan tungkai atau seluruh tubuh untuk membantu kecepatan gerakan kaki pada saat melakukan tendangan sabit.
Pembahasan Hubungan Antara Keseimbangan Dengan Kecepatan Tendangan Sabit Dalam Pencak Silat
Hipotesis ketiga diterima; ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Hasil analisis regresi dan koefisien korelasi product moment (r) data keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat, diperoleh koefisien regresi sebagai penentu hubungan linier antara keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat dan setelah diuji signifikansi dengan uji-F ternyata diperoleh nilai F observasi lebih besar daripada nilai F tabel pada taraf signifikan 5% = 0,05. Nilai r observasi yang menentukan keeratan hubungan antara keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat lebih besar daripada nilai r tabel pada taraf signifikan 5% = 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis ketiga yang diajukan diterima pada taraf signifikan 5% = 0,05. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa keseimbangan dapat menentukan tingkat kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Keseimbangan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Untuk mencapai tingkat kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat, pesilat dituntut untuk mampu mempunyai kekelincahan dan keseimbangan yang baik. Keseimbangan dapat dimanfaatkan untuk menunjang konsentrasi pada saat melakukan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Apabila keseimbangan cukup baik, akan menunjang efektifitas gerakan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Untuk melakukan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat dibutuhkan keseimbangan seluruh tubuh untuk membantu kesempurnaan gerakan kaki pada saat melakukan tendangan sabit.
Pembahasan Hubungan Antara Waktu Reaksi, Daya Ledak Otot Tungkai, Dan Keseimbangan Dengan Kecepatan Tendangan Sabit Dalam Pencak Silat
Hipotesis keempat diterima; ada hubungan yang signifikan antara waktu reaksi, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Hasil analisis regresi ganda dua prediktor dan koefisien korelasi ganda (R) data waktu reaksi, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat, diperoleh koefisien regresi sebagai penentu hubungan linier antara waktu reaksi, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat dan setelah diuji signifikansi dengan uji-F ternyata diperoleh nilai F observasi lebih besar daripada nilai F tabel pada taraf signifikan 5% = 0,05. Nilai r observasi yang menentukan keeratan hubungan waktu reaksi, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat lebih besar dari pada nilai R tabel pada taraf signifikan 5% = 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis keempat yang diajukan diterima pada taraf signifikan 5% = 0,05. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa waktu reaksi, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan secara bersama-sama dapat menentukan tingkat kelincahan tendangan dalam olahraga pencak silat. Waktu reaksi, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan sangat penting untuk menunjang kecepatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat yaitu kemampuan memanfaatkan waktu reaksi yang baik, kemampuan daya ledak tungkai yang lebik keras untuk menendang pada sasaran atau lawan, serta keseimbangan untuk memaksimalkan tendangan sehingga tendangan dapat mencapai sasaran dengan keras dan sulit ditangkis atau dielakkan oleh lawan. Untuk memperolehdaya ledak tendangan yaitu lawan yang senantiasa berubah-rubah, bergerak menghindar, diperlukan waktu reaksi yang lebih baik, dan keseimbangan yang baik pada saat melakukan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Pesilat yang mempunyai daya ledak tungkai dapat membuat lawan kesulitan untuk mengelakkan serangan, apalagi jika reaksi lawan kurang baik. Untuk melakukan tendangan yang cepat dank keras, pesilat dituntut untuk mengerahkan kekuatan otot-otot tungkai dengan kontraksi maksimal. Daya ledak otot tungkai dapat memberikan kemampuan kontraksi otot-otot untuk menunjang daya ledak tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Daya ledak otot tungkai yang baik, akan menunjang efektifitas gerakan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat. Daya ledak otot tungkai harus dipadukan dengan kekuatan seluruh tubuh serta kondisi fisik lainnya untuk menunjang kecepatan dan kekuatan tendangan sabit dalam olahraga pencak silat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan korelasi product moment dan analisis regresi yang telah dilakukan dapat diperoleh simpulan sebagai berikut : (1) Ada hubungan yang signifikan antara waktu reaksi dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013. (Nilai rhitung = 0, 47 > rtabel 5% = 0, 44) (2) Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013. (Nilai rhitung = 0, 69 > rtabel 5% = 0, 44) (3) Ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013. (Nilai rhitung = 0, 64 > rtabel 5% = 0, 44) (4) Ada hubungan yang signifikan antara waktu reaksi, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat pada mahasiswa putra UKM Merpati Putih UNS tahun 2013. (Nilai rhitung = 8, 31 > rtabel 5% = 3, 24).
Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang ditimbulkan, maka kepada para pelatih di UKM Merpati Putih UNS, disarankan hal-hal sebagai berikut : (1) Upaya meningkatkan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat hendaknya dilakukan latihan khususnya latihan waktu reaksi, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan dan menguasai tehnik tendangan sabit yang benar, sehingga kemampuan tendangan sabit lebih baik (2) Hendaknya selalu mengembangkan ilmu pengetahuannya dibidang keolahragaan dan pelatihan olahraga dalam upaya melatih mahasiswanya (3) Supaya dilakukan latihan secara sistematis dan kontinyu untuk mengembangkan kemampuan gerak dasar mahasiswanya, karena mahasiswa UKM MP kemampuan gerak dasarnya perlu ditingkatkan agar dapat mendukung hasil dari kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat (4) Supaya diadakan penelitian lain dengan meneliti variabel bebas lainnya yang ada kaitannya dengan kecepatan tendangan sabit dalam pencak silat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Atmojo, Mulyono B. (2010). Tes dan Pengukuran: Pendidikan Jasmani/ Olahraga Jilid4. Surakarta : UNS Press. Bompa, Tudor O. (1986). Theory and methodology of training. The United States of American: Kendal/Hunt Publishing Company Fox, E.L., Bowers, R.W., Foss, M.L. 1988. The Physiological Basis of Physical Education and Athletics. New York: Saunders College Publishing Co. Hadi, Sutrisno. (1987). Analisis Regresi. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM Harre, D. (1982). Principle of Sport Training Introduction to Theory and Methode of Training. Berlin: Sport Verlag. Ikatan Pencaksilat Indonesia (PB IPSI). (1994). Istilah-istilah Teknik Pencaksilat. Jakarta: Munas IX. Irfan. (2009). Keseimbangan (Balance). Diperoleh senin, 27 Mei 2013 14.00, dari http://dhaenkpedro.wordpress.com/keseimbangan-balance Ismaryati. (2008). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta : UNS Press Jansen, C.R., Gordon W., Bengester, B.L. 1983. Applied Kinesiology and Biomechanics. New York: Mc Graw Hill Book Company Johnson, Barry L; Nelson Jack K. (1986). Practical Measurements For Evaluation In Physical Education. New York : Macmillan Publishing Company. Kreighbaum, Ellen; Berthels, Katharine M. 1985. Biomechanics; A qualitative approach for studying human movement. 2nd ed. Minneapolis, Minnesota: Burgess Publishing Company Lubis, Johansyah. (2003). Pencak Silat: Panduan Praktis. Jakarta : Rajawali Sport. Maryono, O’ong. (1998). Pencak Silat: Merentang Waktu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Rosy. (2009). Daya Ledak Otot. Diperoleh Rabu, 23 Januari 2013 21:37, dari http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/12/07/daya-ledak-otot/ Sarwono. (2009). Sejarah PPS Betako Merpati Putih. Diperoleh Sabtu, 04 April 2010 01:51, dari http://scqolbu.com/perguruan-pencak-silat-beladiri-tangan-kosong-merpati-putih/sejarah-perguruan-pencak-silat-beladiri-tangan-kosong-merpati-putih.html Soedarminto. (1992). Kinesiologi. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, P2TK Subroto, Joko. (1996). Dasar-dasar Pencak Silat. Pekalongan : CV. Gunung Mas. Sudjana. (2002). Metoda Statistika Jilid6. Bandung : Tarsito. Sukadiyanto. (2010). Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta : FIK UNY. UNS, FKIP. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi FKIP UNS. Surakarta : FKIP UNY, Staff. (2011). Bahan Ajar OR 8 Analisis Gerak Teknik. Diperoleh kamis, 30 Mei 2013 08:16, dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ Bahan%20Ajar%20Biomekanika%20OR%208.%20Analisis%20%20Gerak%20Teknik.pdf _______. (2009).Pencaksilat. Diperoleh Rabu, 23 Januari 2013 21:37, dari http://artikelpenjas.blogspot.com Sarwono, Jonathan. (2012). Analysis. Diperoleh jumat, 29 November 2013 14:25, dari http://www.jonathansarwono.info/aj/path_analysis.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar